Putraku...
Ketika kelak aku telah
renta,
bukan lagi aku
yang semula.
Mengertilah,
bersabarlah sedikit terhadapku.
Ketika pakaianku
terciprat sup.
Ketika aku lupa
bagaimana mengikat sepatu.
Ingatlah
bagaimana dahulu aku mengajarimu.
Ketika aku
berulang-ulang berkata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar.
Bersabarlah
mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.
Ingatlah ketika
kau kecil,
aku selalu harus
mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku
memerlukanmu untuk memandikanku,
janganlah marah
padaku.
Ingatkah sewaktu engkau
kecil,
Aku harus memakai
segala cara untuk membujukmu mandi?
Ketika aku tak
paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru,
jangan
mengejekku.
Pikirkan
bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.
Ketika aku tak
dapat berjalan.
Ulurkan tanganmu
yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku
memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika
melupakan pembicaraan kita,
berilah aku waktu
untuk mengingat.
Sebenarnya
bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,
asalkan kau
disamping mendengarkan,
aku sudah sangat
puas.
Ketika kau
memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku,
dukung aku,
seperti aku
menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku
memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang temani
aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu
dan kesabaran,
aku akan
memberikan senyum penuh rasa syukur,
dalam senyum ini
terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.
Salam hangat bunda
- Yossy Rindaryanti @
Milis Jokam -
0 komentar:
Post a Comment