Eka Aris Al Rosyid

Sebuang ungkapan rasa

5 Tahapan Kehidupan Manusia

Leave a Comment
Assalamu'alikum....

Guys and Lads....! Gimano kabarnyo kawan2 sekalian..? Ane harap sama seperti ane yang BAIK SELALU, ga kurang sesuatupun, yah.. paling cuman kurang bidadari pendamping berjuluk istri tersayang. ^_^

Guys dan juga Lads...Tulisan berikut, sekedar resume dari nasehat Bp H. Sumarmono, seorang penasehat dalam pengajian rutin bulanan yang diadakan oleh DPD LDII (Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Kota Semarang untuk wilayah Kec. Banyumanik dan sekitarnya, pada Minggu 14 April 2013 yang lalu.

Selama hidupnya, jika dianugrahi umur panjang, manusia akan ngejalani lima tahap kehidupan. Apa sajakah tahapan-tahapan tersebut.? Cekidot gan...


Lima Tahapan Kehidupan Manusia

1. Anak Kecil (0-12 tahun)
Tahapan ini merupakan tahapan bagi seseorang untuk dipersiapkan melaksanakan kewajibannya kepada Alloh. Pada usia ini, seorang anak masih belum bisa menentukan pilihannya sendiri, di sinilah orang tua memegang peranan utama. Dan sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik, membimbing, membina dan mempersiapkan putra-putrinya agar kelak menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Di LDII, guna membantu para orang tua melaksanakan kewajibannya tersebut, di lingkup PAC (Pimpinan Anak Cabang) dibentuklah sebuah tim yang disebut "5 Unsur", yang terdiri dari orang tua, pakar pendidik (termasuk psikolog), mubaligh (beserta dewan pengajar), ulama' dan pengurus organisasi. Dan guna mendukung kinerja "5 Unsur" di PAC, di tingkat DPD Kabupaten/Kota dibentuk sebuah tim yang disebut PPG (Penggerak Pembina Generus) yang terdiri dari sarjana/psikolog/pakar pendidik, pengurus remaja, mubaligh/ulama', penggalang dana, serta pakar seni dan olah raga. Tugas tim PPG adalah meneruskan dan mengontrol pencapaian target kurikulum yang telah di tetapkan DPP LDII untuk pengajian usia Paud hingga Mahasiswa. Selain itu, menyusun kurikulum muatan lokal, pelatihan ketrampilan, serta kegiatan-kegiatan seni dan olah raga yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

2. Pemuda (13-35 tahun)
Tahapan ini merupakan kesempatan untuk membekali diri dengan ilmu, ketrampilan, termasuk pula membekali fisik agar sehat dan kuat. DPP LDII telah menetapkan "Tiga Target Keberhasilan Generus" (btw.. Generus adalah singkatan dari GENErasi peneRUS), yaitu:
  • Berilmu dan faham agama ('alim dan faqih)
  • Berakhlaqul karimah (memiliki budi pekerti yang baik)
  • Mandiri
Guna membekali setiap individu warga LDII dengan ilmu agama, banyak sekali kegiatan pengajian yang dilakukan, mulai jenjang usia paud hingga lansia. Jenis-jenis pengajian yang ada di LDII antara lain:
a. Pengajian Caberawit, ini untuk anak-anak usia Paud hingga SD kelas 6, serta dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelas A-C. Adapun materi yang disampaikan berdasarkan kurikulum dari DPP LDII disesuaikan dengan kelasnya masing-masing, mulai dari hafalan do'a, hafalan surat-surat pendek Al-Qur'an, hafalan Asmaul Husna, kisah para nabi dan sahabat, belajar membaca Al-Qur'an dengan metode Qur'ani dan Tilawati, menulis pegon (arab gundul), berwudhu serta bacaan dan gerakan sholat.
b. Pengajian Pra-Remaja, untuk anak-anak usia SMP, terkadang ada juga yang telah SMU, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak dalam menyerap dan menyelesaikan target kurikulum dari DPP.
c. Pengajian Remaja, untuk usia SMU, Mahasiswa dan yang belum menikah.
d. Asrama Ramadhan atau Asrama Liburan (di luar LDII disebut sbg Pesantren Ramadhan). Merupakan kegiatan pengajian untuk mengisi liburan Ramadhan, liburan sekolah/kuliah. Materi yang disampaikan adalah hadist-hadist besar seperti Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
e. Pengajian rutin, merupakan pengajian untuk umum dan semua umur. Frekuensinya berbeda-beda untuk setiap daerah, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Untuk PAC LDII Sumurboto, Srondol Wetan, Ngesrep, Bulusan, Gedawang dan sebagian Pedalangan pengajian rutin tingkat PAC dilaksanakan dua kali seminggu, tingkat PC sekali seminggu, dan tingkat DPD Kota sekali sebulan.
f. Pengajian Lansia
g. Pengajian Putri
dan masih banyak lagi pengajian-pengajian lainnya.

Dalam hal kemandirian, sering dilaksanakan pelatihan-pelatihan ketrampilan, yang diharapkan bisa menjadi bekal untuk mencari maisyah kelak. Di tingkat kepengurusan remaja, khususnya di PAC Sumurboto, Srondol Wetan, Bulusan, Ngesrep, Gedawang dan sebagai Pedalangan yang berada di bawah koordinasi Remaja Masjid Baitussalam, Jl Ngesrep Timur V No 8, kemandirian benar-benar dilatih sejak dini, terutama dalam hal pendanaan semua kegiatan remaja. Setiap melaksanakan kegiatan, Remaja Masjid Baitussalam berusaha memenuhi kebutuhan dananya secara mandiri, tanpa meminta bantuan dana dari PAC maupun PC. Ada banyak sumber dana mandiri yang biasa kami gali, diantaranya adalah:
a. Menjadi "pemulung". Tim Danus (dana usaha) remaja akan mengumpulkan barang-barang bekas dari rumah-rumah warga LDII untuk dijual.
b. "Ngawul", merupakan bahasa Jawa yang kalo diartikan secara bebas adalah "menjual pakaian bekas". Setiap remaja diminta untuk mensodaqohkan 1 pakaiannya yang masih layak pakai untuk dijual. Pelaksanaan ngawul ini biasanya pada hari minggu pagi di Simpang Lima, namun sejak ada larangan berjualan di Simpang Lima, lokasi ngawul pindah ke Stadion Diponegoro.
c. Paketan Makanan
d. Asongan. Teknisnya Remaja Masjid Baitussalam dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok diberi modal usaha yang sama dan diberi kebebasan dalam penggunaannya. Biasanya digunakan untuk kulakan aqua gelas, pisang coklat, donat dan lain, kemudian dijual secara asongan di Simpang Lima dan Jl Pemuda pada minggu pagi saat diberlakukan car free day.
Serta kegiatan usaha mandiri lainnya. Satu yang perlu diingat, bahwa para remaja tidak mendapatkan upah sepeserpun atas usahanya tersebut. Dana yang terkumpul 100% masuk ke kas Remaja Masjid.

3. Dewasa (36-50 tahun)
Setelah saat remaja mendapatkan bekal, maka kini saatnya untuk berkarya, untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan terutama untuk umat. Saatnya untuk berkarya sesuai dengan keutamaan/kelebihan yang Alloh anugrahkan.

4. Orang Tua (50-70 tahun)
Merupakan tahapan untuk introspeksi/koreksi diri masing-masing, karena sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW "sesungguhnya umurnya umatku adalah antara 60 hingga 70 tahun".

5. Lemahnya Umur / Sangat Tua (70 tahun ke atas)
Sangat sedikit yang mencapai tahapan ini, dan biasanya secara fisik sudah sangat lemah. Alangkah baiknya makin mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Terkadang manusia setelah mencapai tahapan ini mengalami kepikunan. Saat pikun maka tidak memiliki kewajiban untuk beribadah, namun terkadang saat kesadarannya kembali, keluarga supaya bisa mengingatkan dan membimbing untuk beribadah, menunaikan kewajibannya sebagai hamba Alloh.

-----------------------------------------------------

Ok guys... dan juga lads..., kiranya nyampe sini dulu, udah malem nih, udah jam 1 waktu laptop ane.
Semoga ada manfaatnya barang sekata dua kata.
Sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya.
Selamat malam cinta.
Have a nice dream.
Semoga esok menjadi hari yang penuh berkah, full of anugrah dan kebahagiaan.
See you tomorrow dech


Wassalam.....
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment