Eka Aris Al Rosyid

Sebuang ungkapan rasa

No excuses in live and No Regrets in love

Leave a Comment
"Live with no excuses, love with no regrets"
-Montell-

Kalo boleh, kutipan di atas saya terjemahkan secara bebas menjadi:

hidup itu ga boleh banyak alasan,
dan jangan pernah menyesali sebuah cinta

Jadi, live your life sajalah. Ga peduli seburuk apapun kehidupan kita, jalani saja. Jangan pernah menjadikannya alasan 'tuk berputus asa, 'tuk mengutuk Alloh atas suratan takdir yang digariskan-Nya untuk kita.

Terkadang, kita melupakan anugrah dan pemberian Alloh yang telah kita terima dan nikmati, apalagi mensyukurinya. Meminjam kata pepatah "rumput tetangga lebih hijau", kita terlalu sering bahkan mungkin selalu mengingkari nikmat Alloh dengan mengharapkan nikmat lainnya yang kita rasa lebih baik, menginginkan nikmat lain yang sedang Alloh anugrahkan kepada orang lain. Perlu kita ingat, ga semua keinginan, harapan, dan impian kita dapat terwujud, akan terkabulkan oleh Alloh Sang Maha Pemurah. Ukuran, hitungan, dan kalkulasi kita berbeda dengan Alloh. Apa yang menurut kita baik dan cocok untuk kita, belum tentu baik, cocok, dan barokah menurut Alloh.

Seburuk apapun, sebuah kehidupan saja sudah lebih dari cukup 'tuk dijadikan alasan bersyukur kepada Alloh. Karena dengan hidup, maka akan banyak nikmat-nikmat lain yang 'kan terasa, sekecil apapun itu. Dengan hidup, kita dapat menikmati indahnya sebuah penglihatan. Dengan hidup, kita bisa menikmati merdunya sebentuk pendengaran. Dengan hidup, kita bisa merasakan lembutnya sebuah sentuhan. Dengan hidup, kita bisa merasakan berjuta gejolak pada seleping hati.

Masih kurang dermawankah Alloh ?
Atas tubuh, kaki dan tangan yang jarang beribadah ini
Masih kurang pengasihkah Alloh ?
Untuk lidah dan mulut yang jarang berzikir ini
Masih kurang pemurahkah Alloh ?
Atas hati dan pikiran yang selalu berburuk sangka ini.

Setiap mahluk akan menjalani garis hidupnya masing-masing, menjalani suratan takdirnya sendiri-sendiri, yang terkadang saling bertautan satu dengan lainnya. Takdir yang telah tertulis ribuan tahun sebelum langit bumi diciptakan. Takdir yang hanya bisa dirubah dengan do'a. Karenanya, untuk apa menyesali takdir, buat apa mengutuk nasib, agar apa menyalahkan garis hidup. Do'a, hanya do'a lah satu-satunya pelarian, bagi kita yang tak berkenan dengan suratan takdir, dan tentunya disertai dengan usaha.

Sudahkah kita merintih mengiba?
Dalam untaian do'a di malam buta.
Mengurai cucuran asa bening.


Berlanjut ke mahluk unik bernama "cinta".
Mahluk unik ini, tanpa kita duga, ga pernah kita kira, tidak diminta, tidak pula dinanti tiba-tiba akan muncul dengan sendirinya, terkadang di tempat, di saat dan dalam keadaan yang ga tepat. Tapi, kalo dikejar-kejar, dia bakalan terbang menjauh entah kemana. Makin kita kejar, makin jauhlah dia.

Kalo sekeping hati ini udah terselimuti hangatnya rasa cinta, berjuta rasanya kata orang, emang iya sich...he he he . Ada juga yang bilang kalo cinta itu seperti puncak gunung, teramat sulit buat didaki, namun saat mencapai puncak, maka akan terlihat kehindahannya. Terkadang sangtlah sulit menemukan cinta, dan teramat sulit mendapatkannya saat kita rasa telah menemukannya. Entah karena "status" yang berbeda, atau mungkin karena seseorang yang kita cintai ternyata telah menjadi "milik" orang lain, atau bisa jadi karena kita minder duluan 'tuk ungkapkan rasa karena kita merasa dia terlalu indah, terlalu tinggi, terlalu baik untuk kita raih bahkan dalam mimpi sekalipun.

Ada sebuah hadist nabi yang artinya kurang lebih "cintailah seseorang sekedarnya, karna bisa jadi kau aka membencinya kelak, dan bencilah seseorang sekedarnya, karena bisa jadi kau akan mencintainya kelak". Nah lo....

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment