Eka Aris Al Rosyid

Sebuang ungkapan rasa

Bunda, mengapa engkau menangis?

Leave a Comment


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki bertanya kepada bundanya. "Bunda, mengapa bunda menangis?".
Ibunya menjawab "Sebab, Bunda adalah seorang wanita, Nak".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Bunda menangis? Sepertinya Bunda menangis tanpa ada sebab yang jelas?"
Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan".
Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama berselang, si anak tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,

Saat KUciptakan wanita,
AKU membuatnya menjadi sangat utama.

KUciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,
sekaligus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

KUberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya,
walau seringkali, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

KUberikan keteguhan hati,
yang akan membuatnya tetap bertahan dan pantang menyerah,
saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, KUberikan juga kesabaran,
untuk merawat keluarganya,
walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

KUberikan pada wanita perasaan peka dan kasih sayang,
untuk mencintai semua anaknya,
dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun.
Walau tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya,
melukai hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan
pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap.
Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan
saat didekap dengan lembut olehnya.

KUberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya,
melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya.
Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati
dan jantung agar tak terkoyak?

KUberikan kepadanya kebijaksanaan,
dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan,
bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan
yang diberikan kepada suami,
agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan akhirnya....
KUberikan ia air mata,
agar dapat mencurahkan perasaannya.
Inilah yang khusus KUberikan kepada wanita,
agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita,
walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan

  

22022008

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment