Assalamualaikum CINTA,
apa kabarmu di sana?
CINTA...
Andai
saja aku bisa ungkap semua kata dan rasa dalam hati yang ku punya ini, maka
seribu lembar kertas pun mungkin tak ‘kan cukup untukku. Banyak sekali CINTA,
banyak yang ingin aku ungkap secara langsung di hadapanmu kelak. Andai kau
tahu, aku hambar tanpa pengisi kasih dan peduli mu padaku, andai saja kau tahu
apa yang ku rasakan ini untuk mu.
CINTA...
Sepi
diri ku tanpa kau di sini. Hampa hatiku, karena ku tahu dengan nyata kau tak
berada di sampingku. CINTA.., meski pernah kau patahkan aku, aku bukanlah
seorang yang mudah menyerah. Aku bertahan karena ada kejujuranku untuk
mengasihi mu. Luka itu memang sakit CINTA, akan tetapi lebih sakit lagi jika
aku membohongi diri ini. Sungguh... Demi DIA yang Maha Menghargai, ku akan tetap
berada di sini tanpa ada paksa dari siapapun, ‘tuk mengagumi dan mencintaimu. Ketika
luka-luka telah mengering, selama itu pula aku haus untuk merindukan mu, pun selama
luka itu masih basah dan masih pekat terasa ngilu.
CINTA...
Inginnya
aku bersamamu, menjaga hatimu, mendampingimu ketika resah dan gundah melandamu.
Aahh... CINTA akankah kau tahu begitu dalamnya kasihku. Sehingga semua luka dan
kecewa itu tak akan mampu mengubahnya, sekalipun tidak pernah kau memintanya
untuk aku melakukannya. Maafkan CINTA, maafkan aku. Karena aku terlalu jujur
pada perasaanku. Dan semua, semua... masih tetap utuh pada tempatnya. Rasa yang
bercampur baur, ada duka, ada kecewa, namun ada pula rasa percaya di antara
sejuta ragu. Ada setitik cahaya di antara gelapnya cakrawala. Ketika smua
terhempas karena sia-sia, maka akan ku coba pelajari kesedihan ini, kesakitan
ini, dan ku anggap ini sebagai “hadiah”. Derita ini adalah anugerah dan suatu
kehormatan tersendiri bagi ku di bawah kekuasaan-NYA. Jiwa tak akan pernah
mengenal arti tegar jika ia hanya datar merasakan perjalanan hidupnya. Hati tak
akan pernah mengerti rasa bahagia, jika ia tak pernah tersakiti. Maha Suci
Tuhan Semesta Alam atas segala rangkaian hidup yang sempurna ini
CINTA...
Kau
membuatku banyak belajar dalam sakitnya aku, ketika aku terhujam mendekam dalam
tebing bebatuan yang tajam. Kau membuat ku menjadi orang besar dalam rasa
kesyukuran ku pada-NYA. Terima kasih CINTA, kau membuat aku menjadi jiwa yang
sabar atas segala penantian dan pengertian. Secuil apapun itu harapan adalah
tetap menjadi harapan. Dimana ia juga bisa tumbuh dari rasa kecewa, dari rasa
luka. Maka biarkanlah ia tumbuh menjadi dewasa dalam matangnya pemahaman. Mungkin
aku akan berdiri di atas rangkain jerami yang selalu ada di depanku ketika aku
berjalan, dan tiada lain adalah rasa sabar ketika aku harus membersihkannya,
tiada lain dari rasa ikhlas ketika aku merasa lelah untuk merapikannya agar ia
tak melukaiku. Namun ketika goresan luka itu ada, tiada lain pula rasa bertahan
dan pengupayaan untuk ku mengobatinya. Dan tiada lain dengan rasa tulus aku melakukannya.
CINTA...
Jika
pun harus ada air mata, maka biarlah ia menjadi teman sedihku untuk menyayangi
mu. Jika ada rasa sakit mendera, maka biarkanlah ia menjadi teman setia ku dalam
bertahan atas segala kejujuranku padamu. Sungguh aku bersyukur karena aku
mengenal mu CINTA. Sekalipun aku tak pernah utuh memilikimu. Sekalipun rasa
yang kau punya bukan untuk ku. Jangan tanyakan tentang kesedihan yang kau pun
tahu CINTA. Jangan bertanya tentang rasa sakitku. Aku memang manusia biasa,
yang tak sempurna, dan kadang salah. Namun rasa kasihku telah mengalahkan rasa
sakitku. Rasa asihku mengalahkan egoku. Dan rasa sayangku, telah mampu
mengobati luka-luka itu.
CINTA...
Kapan
aku bisa menyentuh mu? Di mana aku bisa menemui hangatnya jemarimu mengusap semua
peluh ku? Ataupun sebaliknya aku yang mengusap peluh di wajah mu. Dan aku yang
akan membelai lembut bahumu, ketika kau goyah di jalan perjuanganmu bersamaku, agar
kau tahu betapa pedulinya aku terhadapmu.
CINTA...
Dalam
sujud ku pada-NYA, ku titipkan do’a dan pintaku. Semoga kau senantiasa dalam penjagaan-NYA,
ketika penjagaanku tak sampai padamu. Semoga kau selalu dikasihi dan disayangi-NYA,
ketika kasih dan sayangku tak mampu menggapai hatimu. Ku pinta pada-NYA agar
Cinta-NYA selalu ada untukmu, ketika aku tak sanggup lagi mencintai. Kan ku
tegarkan segala kerapuhan. Kan ku indahkan segala kesedihan. Bahagiamu adalah
doa dan harapku. Senyummu, menjadi suatu cita-cita dimana aku bisa merasakannya
itu tulus hanya untukku. Semoga kau ‘kan selalu baik adanya, meskipun jalan hidupmu
tak selalu sempurna.
CINTA…
Ucap
terakhirku. Ku harap kan terbaca jelas di mata dan hatimu betapa besarnya
cintaku padamu. Aku mengerti CINTA. Walau kau tak dapat menjadi nyata dalam
hidupku, aku di sini mencintaimu apapun adanya kau dengan segala kurangmu. Dan
biarlah... biarkanlah tulusku yang mencintai mu. Semoga kau dengar wahai CINTA,
gadis yang aku cintai hingga saat ini. Aku menunggu dan Insya Alloh akan terus menunggu
cintamu.
Wassalamu'alaikum wa
rahmatullah wa barakatuh..
0 komentar:
Post a Comment