Eka Aris Al Rosyid

Sebuang ungkapan rasa

7 x 2 ≠ 2 x 7

Leave a Comment
Dahulu, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi, "Ya Rasululloh amalan apakah yang lebih disenangi oleh Allah? Nabi menjawab: Yaitu kekalnya amalan walaupun sedikit. (Alhadist)

Sekarang ini banyak kita dengar, banyak kita baca, bahkan tak jarang kita lihat sendiri orang‑orang yang sukses dan menikmati kesuksesannya. Banyak orang‑orang hebat yang telah kita lihat dan menuai hasilnya. Setelah mendengar, membaca, melihat dan memandang keberhasilannya, segera terbersit dalam benak kita, tergoda, untuk menirunya. Bahkan dengan usaha secepat mungkin dan secepat kita bisa dengan semangat empat lima.

Ketika kita melihat kawan kita sukses usaha tahu misalnya, maka kita segera mencari tahu cara‑caranya dan segera pula meniru usahanya. Dalam hitungan hari kita getol bekerja dan berusaha menjadi pengusaha tahu. Namun tak lama kemudian, usaha tahunya gagal sebab dalam beberapa bulan operasinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak seperti usaha temannya. Akhirnya ditutuplah usaha tahunya.

Di bidang lain, ketika kita melihat olah ragawan yang sukses, maka terlintas dibenak kita menekuni olah raga itu dengan sak pol kemampuan. Berlatih giat agar seperti dia. Namun karena tidak kunjung seperti yang diharapkan, usaha itupun akhirnya diakhiri.

Demikian pula ketika kita melihat orang yang pinter ngaji, pandai nashehat, ahli ibadah, maka segera terlintas di sanubari kita mencoba untuk menirunya, segera ingin seperti dia. Lagi‑lagi kita temui kegagalan, kegagalan dan kegagalan. Apa sebabnya?.

Sifat dasar manusia adalah tergesa‑gesa. Ingin cepat sukses, cepat kaya, cepat pinter, dll tanpa mempedulikan prosesnya. Padahal, sebenarnya yang terindah dari semua itu adalah menikmati prosesnya. Sebab didalamnya diperlukan kesabaran dan ketawakalan. Suatu proses biasanya panjang, penuh liku, perlu waktu dan jalur tempuh yang lama. Dinamis dan indah. Namun tetap saja sifat tergesa-gesa itu begitu menonjol, terlebih dengan bungkus modern : cepat dan instan.

Sifat ketergesaan manusia tercermin dalam kaidah matematika dengan hukum komutatifnya 7 x 2 = 2 x 7. Dengan kuasa Allah, sebenarnya pada kehidupan nyata kaidah 7 x 2 # 2 x 7. Apa buktinya ? Jika seseorang belajar sehari 2 jam selama 7 hari, maka akan berbeda hasilnya dengan orang yang belajar 7 jam dalam waktu 2 hari. Sama halnya orang yang belajar SKS (sistem kebut semalam) dengan orang yang belajar rutin sampai datangnya waktu ujian. Hasilnya jauh berbeda. Sesuatu yang dikerjakan secara borongan/dadakan itu tidak akan meresap di hati. Sifatnya hanya sesaat. Berbeda dengan yang belajar rutin, akan meresap di hati dan tahan lama. Oleh karena itu, kita tahu mengapa Allah menurunkan Al-Quran selama 23 tahun, tidak dalam sehari. Sebab Allah berkehendak agar Quran diterima dengan baik, meresap dan terjaga sebagaimana diterangkan dalam Quran; ‘ala muktsin. Begitu juga seharusnya kita dalam menyikapi kehidupan ini, seperti yang dicontohkan Allah SWT dalam menurunkan Quran tersebut.

Taken from milis Jokam

by

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment